Show simple item record

dc.contributor.authorTisen, T
dc.contributor.authorAstutik, A
dc.contributor.authorHapsari, RI
dc.date.accessioned2023-01-11T01:15:59Z
dc.date.available2023-01-11T01:15:59Z
dc.date.issued2022-12-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/2342
dc.description.abstractSalah satu varietas pisang yang banyak ditanam untuk tujuan komersial di Indonesia adalah pisang kangkung. Setelah beras, gandum, dan susu, pisang kangkung merupakan produk pertanian terpenting keempat. Menurut data Badan Pusat Statistik (2020), Indonesia berada di urutan keempat. mampu menghasilkan 6.862.568, 7.299.275, 7.007.125, 7.162.680, dan 7.264.383 ton pisang pada tahun 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018.tahun.Biasanya, anakan, gulma, atau tuna digunakan untuk perbanyakan pisang Cavendish secara vegetatif.Menurut Astutik (2002), tanaman pisang hanya mampu menghasilkan satu sampai sepuluh anakan selama satu sampai 1,5 tahun. Solusi terbaik untuk masalah penyediaan benih dalam jumlah besar adalah perbanyakan pisang menggunakan metode kultur jaringan (In Vitro) (Reni et al.).2016). Menurut Hapsari dan Astutik (2009), metode kultur jaringan pisang juga memiliki keunggulan lain, seperti kemampuan menghasilkan benih dalam jumlah besar dalam waktu singkat, relatif bebas penyakit, seragam, dan tidak tergantung musim. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi dan Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang pada bulan September sampai Desember 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor, yaitu. Unsur utama adalah pengelompokan Alar yang terdiri dari 2 kadar, yaitu: Faktor kedua adalah konsentrasi Benzil adenin (BA), yang memiliki empat kadar: A0 = 0 mg/l dan A1 = 1 mg/l.B1 adalah 1 mg/l, B2 adalah 3 mg/l, B3 adalah 5 mg/l, dan B4 adalah 7 mg/l. Ada 96 percobaan percobaan dengan satu eksplan tanaman Pisang Cavendish untuk setiap ulangan (satu botol kultur) dan delapan perlakuan kombinasi yang masing-masing diulang empat kali dengan tiga botol. Kekhususan penelitian: tinggi pucuk (cm), jumlah pucuk (pucuk), jumlah daun (untai), dan persentase eksplan yang tumbuh dan terkontaminasi (%) Perlakuan Alar dan BA tidak berinteraksi, menurut temuan .Benzy Adenine) ditambahkan ke dalam media MS ketika pertumbuhan tunas pisang Cavendish (Musa acuminata), jumlah tunas, jumlah daun, dan tinggi plantlet diukur. Waktu pertumbuhan tuna sama atau tidak berbeda nyata ketika konsentrasi Alar 0-1 mg/l diberikan, seperti juga beberapa konsentrasi BA 1-7 mg/l. Ketika Alar 1 ditambahkan ke media MS pada konsentrasi 1 mg/l, itu menghasilkan lebih banyak daun daripada ketika ditinggalkan. Ketika Alar 1 ditambahkan ke media BA pada konsentrasi 1 mg/l, menghasilkan lebih banyak daun dan tidak berbeda dengan subkultur Alar 1 pada konsentrasi 2 mg/l sampai umur 12 minggu. mg/l menghasilkan planlet yang lebih pendek dari kontrol.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectPisang Cavendish, Alar, Benzyl Adenine, Murashige and Skoogen_US
dc.titlePengaruh Alar dan BA (Benzyl Adenine) Dalam MS (Murashige and Skoog) Pada Perkembangan Pisang Cavendish (Musa Acuminata L.) Fase Multiplikasien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0715066301
dc.identifier.nidnNIDN0705028201
dc.identifier.nimNIM2016330078
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54211#AGROTEKNOKOGI


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [160]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Agroteknologi

Show simple item record