Show simple item record

dc.contributor.authorMau, GAB
dc.contributor.authorMarhaeniyanto, E
dc.contributor.authorSusanti, S
dc.date.accessioned2023-10-11T02:58:43Z
dc.date.available2023-10-11T02:58:43Z
dc.date.issued2023-09-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/3267
dc.description.abstractPeningkatan populasi ternak kelinci sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan masyarakat. Data BPS 2019 menunjukkan bahwa jumlah ternak kelinci di Indonesia meningkat dari 1.102.964 ekor pada 2015 menjadi 1.349.894 ekor pada 2019. Ketersediaan ternak kelinci di tingkat nasional dianggap mencukupi untuk memenuhi permintaan daging kelinci. Budidaya kelinci memerlukan perhatian khusus pada aspek pakan, yang menjadi faktor utama dalam keberhasilan. Sekitar 60-70% biaya produksi dalam budidaya kelinci dialokasikan untuk pakan. Nutrisi berkualitas baik dari segi kualitas maupun kuantitas sangat penting bagi kesuksesan budidaya. Pakan yang optimal untuk kelinci harus mengandung karbohidrat, protein, mineral, vitamin, dan air dalam jumlah memadai. Menurut standar NRC (1977), kelinci memerlukan nutrisi seperti Digestible Energi (DE) 2500 kkal/kg, TDN 65%, serat kasar 10-12%, protein kasar 16%, dan lemak 2%. Pemanfaatan sumber daya lokal sebagai pakan alternatif sangat dianjurkan karena ketersediaannya yang melimpah dan biaya yang lebih terjangkau. Salah satu opsi adalah menggunakan daun singkong atau daun ketela pohon, yang selain dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, juga berpotensi sebagai pakan kelinci. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efek penggunaan daun ketela pohon dalam pakan konsentrat pada konsumsi Bahan Kering (BK), Bahan Organik (BO), dan Protein Kasar (PK) pada ternak kelinci. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang didesain dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan total terdapat 4 perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan daun ketela pohon dalam konsentrat berdampak pada pertambahan berat badan ternak kelinci. Perlakuan dengan konsentrat yang mengandung 30% daun ketela pohon (P3) menunjukkan pertambahan berat badan tertinggi, sementara perlakuan dengan 40% (P4) memiliki pertambahan berat badan terendah. Namun, analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan daun ketela pohon dalam konsentrat tidak berpengaruh signifikan pada pencernaan bahan kering kelinci New Zealand White. Hasil pencernaan bahan kering tertinggi dicatat pada perlakuan P2, dengan konsumsi BK sekitar 212,04 ± 23,59 g/ekor/hari. Kesimpulannya, penggunaan daun ketela pohon hingga 30% dalam pakan konsentrat kelinci New Zealand White (P3) memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan konsumsi bahan kering, bahan organik, dan protein kasar. Sehingga disarankan untuk menggunakan daun ketela pohon pada kadar tersebut dalam pakan konsentrat, dengan memastikan pakan dasar yang memadai untuk mencapai hasil optimal..en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectKelinci, Ketela Pohon, Konsentrat, Konsumsien_US
dc.titleTingkat Penggunaan Daun Ketela Pohon Dalam Pakan Konsentrat Kelinci Terhadap Konsumsi Bahan Kering Bahan Organik Dan Protein Kasaren_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0003106802
dc.identifier.nidnNIDN0711036901
dc.identifier.nimNIM2016410056
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54231#PETERNAKAN


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [204]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Peternakan

Show simple item record