Substitusi Kecambah Biji Jagung Sebagai Pakan Terhadap Penampilan Ayam Broiler
Abstract
Ayam Broiler adalah ternak unggas yang banyak dibudidayakan oleh peternak komersial karena masa panen mencapai umur 35-40 hari dengan bobot panen 1,8-2,5 kg dan konversi pakan 1,7. Dalam budidaya ayam broiler, peternak membutuhkan pakan yang memiliki kualitas yang cukup untuk kebutuhan nutrisi ternak dalam memenuhi kebutuhan pokok dan produksi. Faktor keberhasilan dalam pemeliharaan ialah pakan. Kebutuhan pakan yang dikeluarkan pada saat budidaya ayam broiler adalah 60-70% dari total biaya produksi. Jagung ialah suatu komponen yang tidak terpisahkan dalam pembuatan pakan ayam karena jagung mengandung energi metabolis yang tinggi dan B karoten dalam mendukung pertumbuhan ternak. Jagung yang sudah dibuat dalam bentuk kecambah diketahui mampu meningkatkan kandungan energi metabolis sebanyak 4074 Kkal/kg. Sehingga kecambah biji jagung sangat bagus digunakan sebagai substitusi dalam pakan ternak. Dalam penggunaan substitusi kecambah jagung perlu adanya penelitian secara ilmiah mengenai performa ayam broiler. Penelitian digunakan sebagai informasi bagi peternak ayam broiler dalam penggunaan substitusi kecambah biji jagung.
Penelitian dilaksanakan di kandang milik Bapak Bambang jalan Telaga Warna, kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kabupaten Malang Jawa Timur pada tanggal 7 Oktober 2020 sampai tanggal 10 November 2020. Ayam sebagai objek penelitian menggunakan ayam broiler umur 1-35 hari dengan jenis strain Cobb. Dengan bobot awal DOC rata-rata 36,07±5,4 g/ekor dan koefisien keragaman 5,4%. Ayam dipelihara selama 20 hari untuk pembesaran. Setelah umur 20 hari, ayam mulai diberi pakan perlakuan substitusi kecambah biji jagung mulai dari umur 21 hari sampai 35 hari. Metode dipakai dalam penelitian ialah menggunakan Rancangan Acak Lengkap yaitu lima perlakuan dan lima ulangan sehingga diperoleh 25 percobaan. Masing-masing ulangan diisi ayam sebanyak 4 ekor, sehingga jumlah keseluruhan ayam yang diamati adalah 100 ekor. Perlakuan tersebut meliputi : P0: Pakan BR1 (87%) + dedak jagung 13%, P1: Pakan BR1 (86%) + bungkil kedelai 1% + dedak jagung 8% + kecambah biji jagung 5%, P2: Pakan BR1 (75%) + bungkil kedelai 3% + dedak jagung 12% + kecambah biji jagung 10%, P3: Pakan BR1 (66%) + bungkil kedelai 7% + dedak jagung 12% + kecambah biji jagung 15%, P4: Pakan BR1 (56%) + bungkil kedelai 11% + dedak jagung 13% + kecambah biji jagung 20%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi kecambah biji jagung dengan taraf 5% sampai 20% tidak berbeda terhadap peningkatan bobot badan ayam broiler. Tapi berbeda nyata pada konsumsi pakan dan pada konversi pakan, diketahui konsumsi pakan dari masing-masing perlakuan ialah P0 2723,33 g/ekor, P1 2887,09 g/ekor, P2 2955,23 g/ekor, P3 3040,95 g/ekor dan P4 3096,61 g/ekor. Konsumsi pakan tertinggi terjadi pada perlakuan P4 (20%) dan konsumsi pakan terendah terjadi pada P0 (0%). Hasil pertambahan bobot badan masing-masing perlakuan adalah P0 2093,81 g/ekor, P1 2173,98 g/ekor, P2 2062,08 g/ekor, P3 2081,83 g/ekor dan P4 2024,93 g/ekor. Pertambahan bobot badan tertinggi terjadi pada perlakuan P1 (5%) dan terendah terjadi pada perlakuan P4 (20%). Hasil konversi pakan dari masing-masing perlakuan P0 1,30, P1 1,33, P2 1,43, P3 1,46 dan P4 1,53 konversi pakan tertinggi terjadi pada perlakuan P4 (20%) dan konversi pakan terkecil pada perlakuan P0 (5%).
Kesimpulan penelitian bahwa, pemberian substitusi kecambah biji jagung perlakuan P1 (5%) dianjurkan sebagai perlakuan terbaik dengan konsumsi pakan sebesar 2887,09g/ekor, untuk bobot badan 2173,98 g/ekornya dan jumlah konversi pakan 1,33. Saran perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar adanya keseimbangan pakan yang diberikan berdasarkan standar kebutuhan ayam sehingga dapat memperoleh hasil yang baik.
Collections
- Skripsi [218]