Penggunaan Kecambah Kacang Hijau Untuk Meningkatkan Bobot Badan Tikus Putih (Rattus norvegicus) Untuk Tujuan Penelitian Hewan Percobaan
Abstract
Penelitian dilakukan pada tanggal 1 Februari- 28 Februari 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan kecambah kacang hijau terhadap peningkatan bobot badan tikus putih untuk memenuhi kebutuhan hewan percobaan. Ternak yang dipakai pada penelitian ini adalah tikus putih yang dipakai adalah jenis Rattus norvegicus jenis besar berasal dari galur wistar sebanyak 25 ekor jantan yang berumur 3 minggu dengan bobot rata-rata 40 gram. Variabel yang diamati adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan.
Data dianalisis menggunakan metode percobaan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Selanjutnya dilakukan uji BNT. Perlakuan yang diuji yaitu : P0: perlakuan pemberian pakan jagung giling, pollard, dan BR-01 tanpa kecambah kacang hijau. P1: perlakuan pemberian pakan jagung giling, pollard, dan BR-01 + kecambah kacang hijau 1%. P2: perlakuan pemberian pakan jagung giling, pollard, dan BR-01 + kecambah kacang hijau 2%. P3: perlakuan pemberian pakan jagung giling, pollard, dan BR-01 + kecambah kacang hijau 3%. P4: perlakuan pemberian pakan jagung giling, pollard, dan BR-01 + kecambah kacang hijau 4%.
Hasil penelitian menunjukan perlakuan pemberian penambahan kecambah kacang hijau pada pakan tikus putih berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi bahan kering, bahan organik, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. pertambahan bobot badan tikus putih antar perlakuan berbeda nyata. Pertambahan bobot badan dalam penelitian ini tertinggi ada di P1 yang menggunakan tambahan kecambah kacang hijau sebanyak 1% dengan nilai (136,00b ± 4,85), dan untuk nilai yang terendah terdapat pada perlakuan 4, yakni pakan dengan tambahan kecambah kacang hijau 4% dengan nilai (106,18a ± 5,18). Semakin banyak kandungan kecambah kacang hijau ternyata dapat menurunkan bobot badan tikus putih, pada perlakuan kontrol pertambahan bobot badan masih stabil, di perlakuan 1 dan 2 pertambahan bobot badan juga masih stabil, menginjak diperlakukan 3 dan 4 bobot badan menjadi berkurang dan bahkan merosot. Hal ini berarti penggunaan kecambah kacang hijau dalam jumlah yang banyak tidak memiliki keuntungan dan berakibat akan menurunkan bobot badan, karena seiring dengan banyaknya level kecambah kacang hijau yang diberikan maka energi pakan juga akan berkurang sehingga terjadinya pertambahan bobot badan yang tetap. Namun, jika penggunaan kecambah kacang hijau stabil maka dapat menaikkan bobot badan dengan cepat. Konversi pakan tidak berbeda nyata (P>0,05), pada konversi pakan yang dicari paling efektif adalah nilai terendah yaitu diperlakukan P1 (5,16a ± 0,19), semakin rendah nilai konversi pakan maka efisiensi produksi dapat tercapai, yaitu dengan pemberian pakan sekian dapat menghasilkan bobot yang maksimal. Nilai tertinggi pada konversi pakan ada pada perlakuan P3 yaitu (6,03 ± 1,63) semakin tinggi nilai konversi pakan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara ternak tikus putih juga banyak, karena pemberian pakan tidak sebanding dengan bobot badan yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan kecambah kacang hijau sebanyak 2% dalam pakan menghasilkan produktivitas yang baik terhadap konsumsi pakan dengan PK 74,68 b ± 0,67 g/ekor/hari, pertambahan bobot badan 132,20 a ± 10,76 g/ekor, dan konversi pakan 5,22 a ± 0,44 g/ekor/hari dengan nilai yang baik.
.
Collections
- Skripsi [218]