Show simple item record

dc.contributor.authorReku, AU
dc.contributor.authorWibowo, RCA
dc.contributor.authorNisa, AC
dc.date.accessioned2024-01-15T08:27:36Z
dc.date.available2024-01-15T08:27:36Z
dc.date.issued2024-01-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/3528
dc.description.abstractUngkapan bahasa Inggris "alat" mengacu pada gadget listrik kecil dengan kemampuan luar biasa. Gadget ini disebut "acang" dalam bahasa Indonesia. Menurut Ismanto dkk. (2015), gadget seperti telepon seluler, iPhone, dan Blackberry merupakan contoh rilis dengan potensi luar biasa dan tingkat pertumbuhan yang cepat. Menurut Widiawati dan Sugiman (2014), gadget adalah perangkat luar biasa yang berfungsi dengan banyak aplikasi untuk menyediakan berbagai media berita, jaringan informal, aktivitas atletik, bahkan hiburan. Perangkat menurut Jati dan Herawati (2014) adalah media yang digunakan sebagai peralatan modern luar biasa yang berfungsi dengan komunikasi manusia. Mengingat penggunaan gadget elektronik oleh anak-anak dapat berdampak pada perkembangan psikososial mereka, maka orang tua harus memikirkan dengan hati-hati mengenai berapa lama anak-anak mereka diperbolehkan bermain dengan gadget (Handriani, 2016). Berdasarkan penelitian mengenai kesehatan mental, anak kecil tidak disarankan menggunakan alat elektronik karena dapat menghambat kemampuan mereka berkomunikasi dan bersosialisasi (Hidayati, 2013 dalam Chikmah 2018). Gadget ini cocok untuk anak di bawah usia dua belas tahun, namun harus digunakan sebagaimana mestinya. Anak-anak diperbolehkan bermain, namun hanya tiga puluh menit setiap harinya (Widiawati dan Sugiman, 2014). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perkembangan psikologis anak usia sekolah dan lamanya penggunaan gadget. Desain pemeriksaan ini menggunakan teknik cross-sectional dan penataan ekspresif yang sesuai; tepatnya, ia mengungkapkan realitas objektif tunggal dan mengukur variabel-variabel subjek pada saat evaluasi. Peserta tes yang dilaksanakan di SDN 1 Landungsari ini adalah siswa sekolah dasar kelas 5–6 yang berusia 11–12 tahun. Terdapat satu pertanyaan dan tiga puluh artikulasi berisi jawaban YA/TIDAK dalam polling yang akan diperbarui. Dengan menggunakan tabel uji Chi-square 2x2 diperoleh nilai p = 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara lama penggunaan alat dengan perkembangan psikososial anak di SDN 1 Landungsari. Terdapat temuan dari penelitian (p=0,028). Dengan demikian H1 diterima dan perlu diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara lama penggunaan alat kontrasepsi dengan perkembangan psikososial anak di SDN 1 Landungsari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Menurut data lintas pengelompokan, 30 (76,9%) anak-anak menggunakan gadget bantu selama lebih dari dua jam sehari, dan 18 (46,2%) anak-anak dalam kategorisasi kurang beruntung memiliki kekhawatiran psikologis yang lebih besar. Selama kajian ini ditemukan bahwa hampir setiap responden mempunyai kecenderungan lama untuk menggunakan gadget. Hal ini karena beberapa anak bahkan memiliki gadgetnya sendiri, dan orang tua tidak memberikan kendali atau batasan kepada anak mereka. Perkembangan anak tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan, termasuk iklim keluarga dan teman-temannya. Namun, ketika inovasi semakin maju, anak-anak akan sering bermain dengan gadget yang membedakan mereka dari anak-anak lainnya. Anak-anak menjadi enggan bekerja sama dengan teman-temannya karena mereka merasa lelah, dll. Oleh karena itu, anak-anak menghadapi kesulitan dalam jalannya acara. Orang yang memiliki kondisi psikososial memadukan cara pandang mental dan sosialnya, atau sebaliknya. Istilah “psikososial” mengacu pada hubungan khusus antara unsur-unsur sosial dan mental yang saling berinteraksi dan mempengaruhi. Istilah “psiko” dan “sosial” adalah akar kata “psikososial”. Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, termasuk cara mereka memandang pengalamannya sendiri dan faktor eksternal. Meningkatnya penggunaan perangkat elektronik pada anak dipandang berpotensi mempengaruhi jalan hidupnya, terutama perkembangan mentalnya (Kadir, Ardita, dan Askar, 2012). Penggunaan gawai pada anak kecil tanpa pengawasan orang tua akan berdampak negatif terhadap perkembangan keterampilan psikososialnya (Mubashiroh, 2013). Oleh karena itu, orang tua harus memikirkan dengan hati-hati mengenai berapa lama anak-anak mereka diperbolehkan bermain dengan gadget, karena jumlah total waktu yang dihabiskan anak-anak untuk menggunakan gadget elektronik mungkin berdampak pada perkembangan psikososial mereka (Handriani, 2016). Inovasi sejak awal dapat menghalangi anak untuk belajar berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain (Hidayati, 2013 dalam Chikmah 2018).en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectGadget; Perkembangan Psikososial; Anak Usia Sekolahen_US
dc.titleHubungan Durasi Penggunaan Gadget dengan Perkembangan Psikososial pada Anak di SDN 1 Landungsarien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN9990610143
dc.identifier.nidnNIDN0725048504
dc.identifier.nimNIM2015610016
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI14201#KEPERAWATAN


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [401]
    Skripsi Mahasiswa Prgram Studi Keperawatan

Show simple item record