Show simple item record

dc.contributor.authorSalwa, TZ
dc.contributor.authorDewi, SI
dc.contributor.authorRostina, AR
dc.date.accessioned2023-08-22T01:39:39Z
dc.date.available2023-08-22T01:39:39Z
dc.date.issued2023-08-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/3008
dc.description.abstractBudaya patriarki yang cenderung meminggirkan perempuan dapat menimbulkan berbagai masalah sosial yang membatasi kebebasan perempuan dan membatasi hak-hak perempuan. Hal ini menimbulkan diskriminasi terhadap perempuan, terutama otonomi fisik perempuan. Realitas sosial ini sering ditonjolkan dalam media, khususnya dalam film. Salah satu film Indonesia yang mempertanyakan realitas patriarki adalah film Yunii. Film Yuni menunjukkan bagaimana budaya patriarki mendominasi tubuh perempuan. Kendali tubuh perempuan yang didemonstrasikan dapat dianalisis dengan menggunakan Teori Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dominasi budaya patriarki pada tubuh perempuan dalam film Yuni. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan CDA (Critical Discourse Analysis) atau analisis wacana kritis Norman Fairclough yang terdiri dari tiga perspektif yaitu analisis teks, praktik diskursif, dan praktik sosial budaya. Subjek penelitian ini adalah cuplikan dari film Yuni yang berfokus pada dominasi budaya patriarki atas tubuh perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat langkah, yaitu (1) akuisisi data, (2) reduksi data, (3) display data, dan (4) final plotting. Kajian ini menghasilkan tiga kategori yang menunjukkan dominasi budaya patriarki atas tubuh perempuan dalam film Yuni: (1) kontrol seksualitas, (2) kontrol reproduksi, dan (3) kontrol ruang komersial. Kontrol gender menunjukkan bahwa perempuan tidak bebas untuk mengekspresikan hak-hak seksualnya. Kontrol reproduksi menunjukkan kebebasan perempuan untuk melahirkan. Artinya, perempuan tidak berhak memilih berapa anak atau keturunan yang diinginkannya. Sementara itu, pengurus Liiketila menjelaskan keterbatasan perempuan dalam pelaksanaan Liiketila. Dengan kata lain, untuk wanita, ruangan hanya dijelaskan di bagian domestik.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectPenguasaan, Tubuh Perempuan, Budaya Patriarki, Wacana Kritisen_US
dc.titlePenguasaan Tubuh Perempuan Oleh Budaya Patriarki Dalam Film Yunien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0713018006
dc.identifier.nidnNIDN0726099202
dc.identifier.nimNIM2018230131
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI70201#ILMUKOMUNIKASI


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [175]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

Show simple item record