Show simple item record

dc.contributor.authorAyuni, P
dc.contributor.authorDewi, SI
dc.contributor.authorRinata, AR
dc.date.accessioned2022-07-28T02:31:59Z
dc.date.available2022-07-28T02:31:59Z
dc.date.issued2022-06-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/1486
dc.description.abstractRitual adat merupakan tradisi masyarakat lokal yang hingga saat ini masih dianggap sebagai kebutuhan yang memiliki nilai yang cukup relevan. Selain penghubung antar Tuhan dan arwah para leluhur terdahulu ritual Nggua Bapu merupakan bentuk wujud masyarakat agar bisa beradaptasi dengan aktif sebagai makhluk sosial terhadap alam semesta dan lingkungannya. Prosesi ritual Nggua Bapu yang begitu sakral membuat kinerja generasi muda menjadi terbatas untuk berpartisipasi dalam kegiatan ritual. Maka dari itu, untuk mengantisipasi hal negatif kinerja generasi muda dalam menjalankan ritual dibatasi agar generasi muda tetap tumbuh. Pada riset berikut mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana peran generasi muda Suku Lio dalam pelestarian budaya ritual Nggua Bapu di Watuneso. Riset berikut dilakukan di Kelurahan Watuneso, Kecamatan Lio Timur, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Riset berikut memakai metode deskriptif kualitatif dengan metode analisis, dimana objek penelitiannya adalah ritual Nggua Bapu. Fokus penelitiannya ialah bagaimana peran generasi muda dalam pelestarian budaya ritual Nggua Bapu dengan menggunakan teori peran. Untuk mengumpulkan data menggunakan 3 cara ialah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian memperlihatkan peran generasi muda Watuneso dalam kegiatan ritual Nggua Bapu yakni pertama, berperan mewarisi ritual Nggua Bapu dan menjalani ritual Po’o, Kede Kole, Pesa Uta, dan Mbama. Kedua peran kepemilikan, mengenakan Lawo Lambu & Ragi Luka Lesu (pakaian adat), melakukan tarian Gawi, menggunakan bahasa daerah Lio, serta menggunakan marga sebagai identitas jati diri. Ketiga peran pelaku, memainkan Nggo, Wani, Feko, Genda sebagai alat musik tradisional, Menari tarian Wedho Wanda Pa’u & Gawi, serta dalam pelaksanaan ritual yakni menanam & memanen padi, membakar nasi bambu, berpantang, serta mengusir hama selama 7 putaran. Keempat peran inovatif, mengubah kebiasaan lama menjadi modern seperti menghubungi orang secara manual ke modern melalui telepon pintar, tarian Gawi dinyanyikan secara manual kini diselingi sistem suara, mendokumentasikan momen ritual menggunakan kamera, dan memodifikasi kain tenun menjadi pakaian modern & berbagai aksesoris. Serta Kelima peran edukatif, mengajak orang untuk berkontribusi dalam kegiatan ritual Nggua Bapu, dan membuat karya tulis ilmiah, skripsi, tesis, jurnal, maupun lagu daerah yang berkaitan dengan kebudayaan. Peneliti merangkum kesimpulan bahwa generasi muda di Watuneso secara aktif berperan dalam kegiatan ritual Nggua Bapu baik dalam pewarisan budaya, pemilik ritual, peran pelaku, berinovatif, maupun peran edukatif.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unversitas Tribhuwana Tunggadewi Malangen_US
dc.subjectperan, ritual Nggua Bapu, generasi mudaen_US
dc.titlePeran Generasi Muda Dalam Pelestarian Budaya Ritual Nggua Bapu: Kede Kole Suku Lioen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0713018006
dc.identifier.nidnNIDN0726099202
dc.identifier.nimNIM2016230063
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI70201#ILMUKOMUNIKASI


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [175]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

Show simple item record